Entri Populer

Selasa, 13 Maret 2012

MANUSIA DAN TAKDIR

Manusia erat kaitannya dengan takdir. Takdir adalah sesuatu yang telah digariskan oleh Allah SWT sejak zaman azali yaitu zaman sebelum manusia itu ada. Sehingga takdir manusia itu telah dituliskan dilauhul mahfud sebelum manusia itu diciptakan dan tidak ada yang bisa merubahnya. Ada takdir manusia  yang masih bisa dirubah selama manusia itu mau berusaha sendiri untuk memperbaikinya. Hal ini sesuai dengan  firman Allah SWT dalam Al-Qur’an yang artinya “Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka yang merubahnya sendiri”. Dari makna ayat diatas bisa disimpulkan bahwa masih ada ketetapan dari Allah yang masih bisa dirubah selama manusia itu mau berusaha. Kebebasan manusia telah memiliki takdir yang tidak bisa dirubah. Manusia tidak mempunyai kebebasan untuk menolak atau menerima segala sesuatu  seperti kelahiran didunia, sebagai seorang laki-laki atau perempuan dan lain sebagainya yang berhubungan dengan fisik manusia itu sendiri. Allah tidak akan mempersoalkan sama sekali atau meminta pertanggung jawaban. Paham takdir tidak bisa digunakan untuk hal yang belum terjadi, tetapi bagi suatu hal yang telah terjadi. Maka dengan demikian, kita sebagai manusia dipesankan dalam Al-Qur’an agar mapu menerima kegagalan tanpa putus asa. Sebaliknya kalau suatu saat nanti kita tidak mengklaim dengan kerdil untuk kita sendiri. Seolah-olah semua kesuksesan itu adalah karena perjuangan kita semata, kehebatan kita, kemampuan kita dan seterusnya. Akan tetapi semua dikembalikan kepada Allah SWT. Dengan demikian kita menjadi jiwa yang sehat , tidak hancur karena gagal, tidak sombong karena berhasil atau sukses. Tak ayal lagi, justru inilah salah satu dari kelemahan manusia. Di lukiskan dalam Al-Qur’an bahwa manusia diciptakan dengan halu’an, mudah sekali besikap keluh kesah dan tidak stabil. Mudah terbanting ke kanan dan ke kiri. Kalau menerima kekalahan atau kegagalan menjadi putus asa dan mengumpat kesana kemari egonya menjadi hancur. Tetapi kalau menerima atau mengalami kesuksesan dan keberhasilan, manusia menjadi sombong, mulai melihat dirinya lebih dari gambarannya. Ia melihat dirinya lebih besar dari kenyataan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, kita butuh sikap istiqomah yang artinya lurus dan kita harus kembalikan semuanya kepada Allah SWT. Adanya ruang kebebasan yang dimiliki manusia bisa saja kita tafsirkan bahwa Tuhan demikian menghargai kualitas dan posisi manusia untuk tumbuh sebagai makhluk dewasa dan merdeka dengan akal dan nuraninya oleh karenanya terdapat ungkapan bahwa akal sehat dan hati nurani pasti akan mengajak seseorang untuk dekat kepada Tuhan karena semua kebenaran, keindahan dan kebaikan berasal dari Tuhan. Tuhan adalah Yang Maha Benar, Maha Baik dan Maha Besar. Itu semua hanya bisa dipahami dan dihayati jika seseorang memperooleh pendidikan yang benar, dan ruang kebebasan untuk menentukan pilihannya.
Secara fisik manusia telah terikat dengan hukum alam yang melekat padanya. Manusia ditakdirkan memiliki daya berpikir, organ tangan, kehendak dinamis dan kehendak manusia semakin besar dalam wilayah kebebasannya. Dengan demikian pengertian takdir dapat kita maknai sebagai sesuatu yang belum tertutup atau serba final, tetapi mengindikasikan sebuah dinamika yang selalu terbuka untuk kemungkinan hal-hal yang baru.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar