Pada
bab ini kita akan membahas konsep sukses dalam perspektif agama islam. Islam
sangat menganjurkan umatnya agar bisa hidup sukses di dunia dan di akhirat.
Pada setiap do’a yang kita panjatkan setiap hari pasti kita berdo’a semoga
kelak bisa meraih masa depan yang cerah dan kesuksesan. Selama kita mau
berusaha dan berdo’a pasti kita bisa dan yakinlah pintu sukses itu terbuka
selebar-lebarnya bagi seseorang yang mau berusaha. Perbedaan pandangan mengenai
tolak ukur sukses setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengatakan bahwa menjadi orang
yang kaya berarti ia sudah sukses, ada yang beranggapan kalau ia menguasai ilmu
pengetahuan berarti sudah sukses, ada yang bilang kesuksesan itu berasal dari
kepuasan batin, jika kita sudah puas dan bahagia berarti kita sudah sukses.
Jadi ukuran seseorang sudah dikatakan sukses itu berbeda-beda. Suatu puncak
kesuksesan bisa diraih dengan sejumlah target kehidupan. Seseorang yang tidak
memiliki target, untuk mencapai sebuah puncak sukses itu rasanya sangat sulit.
Maka dari itu marilah kita membuat suatu target untuk hidup kita agar kita bisa
berada di puncak kesuksesan itu.
Ada
7 penyebab yang membatasi kekuatan kita, yang melemahkan mental kita untuk
meraih sukses, yaitu:
1. Saya
terlalu sibuk
Kita
jangan terlalu mensibukkan diri kita untuk sesuatu hal yang membuat diri kita
jenuh. Kita harus bisa meluangkan waktu kita untuk hal-hal baru yang bermakna.
2. Saya
tidak pandai
Kita
harus yakin bahwa diri kita ini pandai, jika kita tidak yakin akan kemampuan
diri sendiri itu sama halnya dengan mendzalimi
diri sendiri. Oleh karena itu kita haarus yakin bahwa kita bisa. Jikalau
itu gagal maka kita anggap sebagai pelajaran yang berharga.
3. Saya
tidak berbakat
Saya
yakin setiap orang pasti memiliki bakat masing-masing yang berbeda satu sama
lain. Hanya saja mereka tidak mau mengembangkan bakatnya tersebut sehingga
menjadi bakat yang terpendam.
4. Saya
tidak cantik atau ganteng
Kecantikan
hanyalah formalitas saja. Manusia diciptakan dibumi ini dengan bentuk
sebaik-baiknya jadi cantik atau tidak, ganteng atau tidak harus kita syukuri. Lagi
pula kecantikan bukan ukuran seseorang
itu sudah sukses. Banyak orang yang wajahnya cantik atau ganteng yang hidupnya
biasa-biasa saja. Tak masalah tak cantik wajahnya asalkan cantik hati dan
pikirannya serta sukses jiwanya.
5. Saya
tidak beruntung
Ya
mungkin sekarang ini kita belum beruntung tapi kita harus yakin bahwa suatu
saat kita pasti bisa asalkan kita mau berusaha dengan sekuat tenaga dan
kemampuan kita. Kegagalan yang kita peroleh anggaplah sebagai pelajaran. Kita
jangan menyeraah begitu saja karena suatu kegagalan yang pernah kita alami.
Kegagalan adalah awal kesuksesan kita yang tertunda. Jadi kita jangan putus
asa.
6. Saya
tidak kaya
Tidak
kaya harta tak masalah asalkan kaya hatinya. Kaya juga bukan jaminan kita untuk
bisa masuk surga. Orang kaya harta belum tentu kaya hati dan orang kaya
biasanya dari orangtuanya anaknya hanya ikut-ikutan saja atau terciprat kaya
saja.
7. Saya
orang biasa-biasa saja
Memang
sekarang kita biasa-iasa saja tapi kita yakin kelak bisa menjadi orang yang
luar biasa, selama kita mau berusaha untuk menjadi yang lebih baik dan lebilh
baik lagi.
Selain
hal diatas, lingkungan pun turut memberikan kontribusi terhadap kesuksesan
kita, ada 2 faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kesuksesan kita antara lain:
1. Salah
memilih teman
Teman
bak udara bagi kita. Jika kita salah memilih teman maka selama-lamanya kita
akan menghirup udara yang kotor. Jika kita tepat memilih teman maka jiwa kita akan
sejuk karena kita selalu menghirup udara bersih setiap hari. Teman yang baik adalaah
teman yang mau menegur temanya sendiri apabila temanya tersebut berbuat
kesalahan, tidak malah menertawakanya atau mendukungnya. Teman yang baik adalah
teman yang mau menghibur kita saat kita sedang sedih dan ada saat kita senang
serta mau menerima kita apa adanya dan bisa menjaga rahasia atau aib kita
dengan baik. Jadi wahai para sobat janganlah salah dalam memilih teman.
2. Lingkungan
yang buruk
Faktor
kedua yang sangat mempengaruhi kesuksesan kita adalah lingkungan. Lingkungan
yang baik memberikan kenyamanan bagi para penghuninya sedangkan lingkungan yang
buruk memberikan hawa yang tidak sehat
atau hawa yang buruk untuk penghuninya. Mulai dari lingkunganlah adalah awal
pembentukan sikap kita. Jadi walaupun kita tidak melakukan suatu keburukan tapi
kita tinggal dilingkungan yang buruk maka ikut buruk pula nama kita. Jadi janganlah
salah memiih ingkungan untuk tempat tinggal kita, tempat kita berinteraaksi
dengan masyarakatnya, pilihlah lingkungan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar